yashiruna.official@gmail.com

Menebar Sunnah Menuai Berkah

Menggapai Kemuliaan dengan Al-Qur’an

Bulan Romadhon disebut sebagi syahrul Qur’an (bulan Al-Qur’an), karena pada bulan inilah Al-Qur’an diturunkan. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ

“Bulan Romadhon adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (QS. Al-Baqoroh: 185)

Keutamaan dan Kedudukan Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan memiliki kedudukan yang sangat agung, dimana Al-Qur’an merupakan kitab terakhir yang Alloh Subhanahu wa Ta’ala diturunkan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Al-Qur’an adalah nasehat atau pelajaran dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala, dan bisa menjadi obat dari setiap penyakit hati baik yang berbentuk syubhat (kerancuan pemikiran) maupun syahwat, dan Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi manusia. Barang siapa perpegang pada Al-Qur’an, maka dia tidak akan tersesat. Alloh Subhanahu wa ta’ala menurunkan Al-Qur’an ini sebagai rahmat untuk semesta alam. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan sebagai petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57)

Sungguh sangat agung kedudukan Al-Qur’an ini, hendaknya kita berinteraksi sebaik-baiknya dengan Al-Qur’an dan menjadi ahli Qur’an. Orang ahli Qur’an senantiasa berusaha untuk membaca, menghafal, mentadaburi, mengamalkan, serta mendakwahkan isi Al-Qur’an.

Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Disebutkan di dalam shohih Al-Bukhori dan Muslim, bahwa Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

الَماهِرُ فِي الْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرةِ الْكِراَمِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِيْ يَقرَؤُهُ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ يَتتَعْتَعُ فِيْهِ، لَهُ أَجْرَانِ اثْنَانِ

“Orang yang mahir membaca Al-Qur’an bersama malaikat yang mulia lagi taat. Adapun orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan berat atasnya, maka baginya dua pahala.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)

Dalam hadits ini dijelaskan bahwa orang yang membaca Al-Qur’an meskipun belum lancar, maka dia berhak untuk mendapatkan pahala bahkan pahalanya dilipatgandakan (double), terlebih lagi orang yang ahli atau mahir dalam membaca, maka tentu ia akan mendapatkan keutamaan yang lebih.

Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

مَثَلُ المُؤْمِنِ الذي يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ الأُتْرُجَّةِ، رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ، ومَثَلُ المُؤْمِنِ الَّذِيْ لَا يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ، لَا رِيْحَ لهَاَ وطَعْمُهَا حُلْوٌ

“Perumpamaan seorang muslim yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah utrujah, baunya enak dan rasanya juga enak. Adapun perumpaman seorang muslim yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti buah kurma, tidak ada baunya dan rasanya manis.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)

Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda,

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ

“Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya dia akan datang di hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi yang membacanya.” (HR. Muslim)

Dalam hadits lainnya, Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

“Barang siapa membaca satu huruf dari kitabulloh, maka baginya sebuah kebaikan dan sebuah kebaikan dilipatgandakan 10 kalinya. Saya tidak mengatakan Alif lam mim sebagai satu huruf tetapi Alif adalah satu huruf lam satu huruf dan mim 1 huruf.” (HR. At-Tirmidzi)

Dahulu Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memurojaah bacaan Al-Qur’an dengan malaikat Jibril di setiap Romadhon. Para Salafus Sholeh banyak membaca dan menghafalkan Al-Qur’an di bulan Romadhon.

Diriwayatkan bahwa Imam Asy-Syafi’I Rahimahullah pernah menghatamkan Al-Qur’an sebanyak 60 kali dalam satu bulan di bulan romadhon. Maka, sudah semestinya kita berusaha mencontoh untuk lebih banyak membaca dan berinteraksi dengan Al-Qur’an di bulan yang mulia ini.

Keutamaan Menghafal Al-Qur’an

Merupakan kelaziman bahwa penghafal Al-Qur’an dia tentu banyak membaca Al-Qur’an. Karena itulah keutamaan membaca Al-Qur’an akan ia raih juga. Semakin banyak hafalannya, akan semakin tinggi kedudukan yang didapatkan di surga kelak.

Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

يقالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ: اِقْرَأْ وَارْتَقِ، وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الُّدنْيَا، فإنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُ بِهَا

“Akan dikatakan kepada shohibul Qur’an (di akhirat): bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia, karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca.” (HR. Abu Daud dan dishohihkan oleh Al-Albani)

Al-Qur’an adalah sumber hukum dalam Islam. Menghafalkan Al-Qur’an membantu seseorang supaya lebih mudah dalam mempelajari ilmu agama. Jika ia mendapatkan suatu permasalahan maka ia mampu mengeluarkan ayat-ayat yang menjadi dalil terhadap masalah tersebut langsung dari hafalannya. Namun perlu dicatat, jika Alloh telah menganugerahkan kepada kita hafalan Al-Qur’an, maka hendaknya kita bersemangat untuk menjaganya jangan sampai kita lengah untuk membaca hafalan yang telah kita miliki, karena hafalan tersebut akan cepat sekali hilang dari ingatan kita.

Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

تَعَاهَدُوا الْقُرْآنَ فَوَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تَفَصِّيًا مِنَ الإِبِلِ فِى عُقُلِهَا

“Sering-seringlah kalian membaca Al-Qur’an ini, demi dzat yang jiwa Muhammad berada ditangan-Nya, sesungguhnya dia (hafalan Al-Qur’an) lebih cepat lepas/hilangnya daripada onta dari tali kekangnya.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)

Keutamaan Mempelajari dan Mengajarkan Al-Qur’an

Orang yang ahli Qur’an akan senantiasa berusaha mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an. Sebaik-baik manusia adalah orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam shohih Bukhori dari sahabat Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu, Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

خَيْرُكُمْ مَن تَعَلَّمَ القُرْآنَ وعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhori)

Begitu juga keutamaan lainnya banyak terdapat dalam hadits-hadits yang shohih.

Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang dikeluhkan oleh Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yaitu orang-orang yang meninggalkan Al-Qur’an. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا

“Berkatalah Rosul: ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an itu sebagai sesuatu yang mereka tinggalkan.” (QS. Al-Furqon: 30)

Oleh karena itu, setiap muslim harus berusaha mewujudkan kemuliaan hidupnya dengan senantiasa berpegang teguh kepada Al-Qur’an serta membumikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga kita menjadi ahli Qur’an yang senantiasa membaca Al-Qur’an, mengkajinya dengan mentadabburinya, serta mengamalkan isi kandungannya sebagi petunjuk untuk meraih kemuliaan dan kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *