Manusia adalah makhluk yang banyak berbuat salah dan dosa. Dua sifat yang pasti menyertai manusia, sebagaimana sifat lapar dan haus. Bagaimanapun ia berusaha menghindarkan diri dari kesalahan dan dosa ia tidak akan mampu, karena tidak ada manusia yang hidup dalam kondisi yang terjaga dari kesalahan dan bersih dari dosa, hal itu sebagaimana dinyatakan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Huroiroh Rodiyallohu anu, bahwa Rasulullah Sholallohu alaihi wa sallam bersabda,
والَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ، وَلَجاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ، فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لهمْ
“Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya kalian tidak berbuat dosa, niscaya Alloh benar-benar akan menghilangkan kamu, dan pasti akan mendatangkan suatu kaum yang mereka akan berbuat dosa, lalu mereka akan memohon ampun kepada Alloh, lalu Dia akan mengampuni mereka.” (HR. Muslim)
Akan tetapi, Alloh Yang Maha Bijaksana mensyariatkan suatu ibadah yang bisa menutupi kekurangan tersebut. Ibadah itu adalah istighfar. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam hadits Qudsi,
يَا عِبَادِي إنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيْعًا، فَاسْتَغْفِرُوْنِي أَغْفِرْ لَكُمْ
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat salah pada malam dan siang, dan Aku mengampuni semua dosa, maka beristighfarlah (minta ampunlah) kepada-Ku niscaya Aku akan mengampuni kalian.” (HR. Muslim)
Istighfar adalah memohon ampunan kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Dan doa memohon ampunan itu, boleh kita ucapkan dalam berbagai lafadz, seperti : “Alloohummaghfirlii.” (ya Alloh, ampunilah aku) atau “Astaghfirulloh.” (aku memohon ampunan kepada Alloh) atau “Allohumma ya Ghoffar.” (ya Alloh, Yang Maha Pengampun) dan lain sebagainya.
Sayyidul Istighfar
Yang dimaksud dengan Sayyidul Istighfar, yakni istighfar yang paling mulia atau paling utama. Sayyidul Istighfar ini, dianjurkan untuk dibaca baik di waktu siang atau malam, dengan penuh keyakinan dan harapan kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Keutamaan membaca doa sayyidul istighfar ini, telah dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Syaddad bin Aus Rodiyallohu anu, dari Nabi Sholallohu alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Istighfar yang paling utama adalah seseorang hamba mengucapkan,
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ، لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Alloh, Engkau adalah Robbku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau.”
Kemudian beliau Sholallohu alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan, lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Barang siapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan, lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga.” (HR. Al-Bukhori)
Manfaat Istighfar
Diantara manfaat yang akan diraih oleh hamba dengan beristighfar adalah:
Pertama: Istighfar Adalah Sebab Pengampunan Dosa
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللهَ يَجِدِ اللهَ غَفُورًا رَحِيْمًا
“Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, (tetapi) kemudian ia beristighfar (memohon ampun kepada Alloh), niscaya ia mendapati bahwa Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa: 110)
Kedua: Membersihkan Noda Hitam dari Hati Seorang Hamba
Jika seorang hamba melakukan kesalahan, suatu noda hitam akan tertitik pada hati seorang hamba. Jika hamba beristighfar, dihapuslah noda itu dan hatinya kembali bersih. Dari Abu Huroiroh Rodiyallohu anu, Nabi Sholallohu alaihi wa sallam bersabda :
“Jika seseorang melakukan sebuah dosa, dititiklah satu titik hitam pada hatinya. Jika dia bertaubat, berhenti (melakukan dosa), lalu beristighfar, hatinya akan kembali bersih. Jika dia mengulangi dosanya, ditambahkanlah titik hitam sampai menutupi hatinya, dan jika hatinya sudah tertutup, itulah ar-rain ‘penutup hati’ yang Alloh ‘Azza wa Jalla sebutkan dalam Al-Qur`an, ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya sesuatu yang selalu mereka usahakan itu menjadi ar-rain terhadap hati-hati mereka.’ [Al-Muthoffifin: 14].” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasa-I dan selainnya)
Ketiga: Istighfar adalah Sebab Keberuntungan
Dari Abdullah bin Bisr bahwa Rosululloh Sholallohu alaihi wa sallam bersabda,
طُوبَى لِمَنْ وَجَدَ فِى صَحِيفَتِهِ اسْتِغْفَارًا كَثِيرًا
“Sungguh beruntung seseorang yang mendapatkan banyak istighfar dalam buku catatan amalnya.” (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan Syaikh Al-Albani)
Keempat: Istighfar Menolak Datangnya Adzab
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan Alloh tidak akan mengadzab mereka selama mereka mau beristighfar (memohon ampun kepada-Nya).” (QS. Al-Anfal: 33)
Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah mengabarkan bahwa Dia tidak akan mengadzab orang-orang yang beristighfar (memohon ampun). Karena istighfar menghapus dosa yang merupakan sebab datangnya adzab. Oleh karena itu, Alloh Subhanahu wa Ta’ala menolak datangnya adzab.
Kelima: Istighfar Menjadi Jalan Keluar Setiap Permasalahan
Dari Ibnu Abbas Rodiyallohu anu Rosululloh Sholallohu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Alloh memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Ahmad)
Keenam: Istighfar Merupakan Ciri Amalan Penghuni Surga
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Mereka selalu memohon ampun kepada Alloh di waktu sahur.” (QS. Adz-Dzariyat: 15-18)