yashiruna.official@gmail.com

Menebar Sunnah Menuai Berkah

Saat ini kita telah memasuki bulan Rojab yang merupakan salah satu bulah Haram (suci) sebagaimana firman Alloh Subhanahu wa ta’ala,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

“Sesungguhnya bilangan bulan disisi Alloh adalah dua belas bulan dalam ketetapan Alloh di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan Haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam empat bulan itu.” (QS. At-Taubah: 36)

Empat bulan haram tersebut adalah Rojab, Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Al-Muharrom. Sebagaimana diriwayatkan dari Abi Bakroh Rodiyallohu anhu dari Nabi ﷺ beliau bersabda,

السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاثَةٌ مُتَوالِيَاتٌ: ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، ورَجَبُ مُضَرَ، الَّذِيْ بَيْنَ جُمادَى وَشَعْبَانَ

“Setahun itu ada dua belas bulan, diantaranya (ada) empat bulan haram, tiga (bulan) berurutan, Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Al-Muharrom serta Rojab mudhor yang terdapat diantara (bulan) Jumadal-Tsani dan Sya’ban.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)

Kenapa dinamakan bulan Haram?

Empat bulan ini dinamakan bulan Haram karena dua sebab:

1. Karena pada bulan-bulan ini diharamkan berperang, kecuali pada waktu tersebut musuh menyerang, maka dibolehkan untuk berperang. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌ

“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah, “Berperang pada bulan itu adalah dosa besar.” (QS. Al-Baqoroh: 217)

2. Sebagai penghormatan bulan-bulan ini yang mana jika ada yang melakukan perbuatan haram, maka dosa nya lebih besar dibandingkan bulan-bulan lainnya. Oleh karena itu, Alloh Subhanahu wa Ta’ala memperingatkan agar tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan pada bulan-bulan ini sebagaimana firman-Nya,

فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

“Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At-Taubah: 36)

Imam Al-Qurtubi Rohimallohu Ta’ala mengatakan dalam tafsirnya terkait ayat di atas,

خَصَّ اللهُ تَعَالَى الْأَشْهُرَ الْحَرَمَ بِالذِّكْرِ وَنَهَى عَنِ الظُّلْمِ فِيْهَا تَشْرِيْفًا لَهَا، وَإِنْ كَانَ مَنْهِيًّا عَنْهُ فِيْ كُلِّ الزَّمَانِ، وَعَلَى هَذَا أَكْثَرَ أَهْلِ التَّأْوِيْلِ

“Alloh Subhanahu wa ta’ala mengkhususkan penyebutan bulan-bulan haram ini, serta melarang berbuat dzalim di dalamnya, sebagai bentuk pemuliaan terhadap bulan-bulan itu. Meskipun sejatinya berbuat dzalim dilarang di setiap waktu. Inilah keterangan dari banyak ahli tafsir.” (Tafsir Al Qurtubi 8/68)

Begitu juga, melakukan amal ketaatan di dalamnya bernilai besar pahalanya, sebagaimana diterangkan oleh Imam Al-Qurtubi Rohimallohu Ta’ala dalam tafsirnya,

فَيُضَاعَفُ فِيْهِ الْعِقابُ بِالْعَمَلِ السَّيِّئِ كَمَا يُضَاعَفُ الثَّوَابُ بِالْعَمَلِ الصَّالِحِ

‘Perbuatan dosa di bulan haram hukumannya dilipat gandakan, sebagaimana pahala amal sholih dilipat gandakan.’ (Tafsir Al-Qurtubi 8/68)

Mengkhususkan Ibadah di bulan Rojab

Mengkhususkan amalan ibadah tertentu di bulan Rojab serta meyakini keutamannya seperti sholat roghoib, puasa rojab dan lain sebagainya, merupakan perkara yang tidak ada penjelasannya dari dalil-dalil shohih. Oleh karena itu, jika ingin mengerjakan ibadah sunnah pada bulan Rojab, maka kerjakanlah ibadah tersebut seperti pada bulan-bulan lainnya serta tidak mengkhususkannya pada bulan Rojab saja, seperti qiyamul lail, sholat witir, puasa Nabi Dawud, puasa senin dan kamis, puasa 3 hari pada setiap pertengahan bulan hijriyah, dan hal itu termasuk perkara yang disunnahkan.

Dari Utsman bin Hakim Al-Anshori Rodiyallohu anhu beliau berkata,

سَأَلْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ عَنْ صَوْمِ رَجَبَ فَقَالَ سَمِعْتُ بْنَ عَبَّاسٍ يَقُوْلُ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُوْمُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُوْمُ

‘Aku telah bertanya kepada Sa’id bin Jubair tentang puasa Rojab, sedangkan kami pada waktu itu berada di bulan Rojab. Makan Sa’id berkata, ‘Aku telah mendengar Ibnu ‘Abbas Rodiyallohu anhu berkata, ”Rosululloh ﷺ telah berpuasa sampai-sampai kami mengatakan, ‘Beliau tidak akan berbuka.’ Dan jika beliau berbuka, sampai-sampai kami mengatakan, ‘Beliau tidak akan berpuasa.’”

Imam An-Nawawi Asy-Asyafi’i Rohimallohu Ta’ala berkata, ‘Maksud dari jawaban Sa’id bin Jubair pada hadits tersebut adalah seseorang tidak dilarang untuk berpuasa pada bulan Rojab dan Rosululloh ﷺ sendiri tidak menganjurkan untuk bepuasa pada bulan tersebut. Bahkan seseorang diperbolehkan untuk berpuasa sunnah di bulan apa saja. Dengan kata lain, tidak ada anjuran yang menyatakan bahwa puasa di bulan Rojab hukumnya sunnah atau dilarang.’ (Syarah Shohih Muslim: Juz 8 hal. 38-39)

Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqolani Asy-Asyafi’i Rohimallohu Ta’ala berkata,

لَمْ يَرِدْ فِي فَضْلِ شَهْرِ رَجَبَ ، وَلَا فِي صِيَامِهِ ، وَلَا فِي صِيَامِ شَيْءٍ مِنْهُ مُعَيَّنٍ ، وَلَا فِي قِيَامِ لَيْلَةٍ مَخْصُوْصَةٍ فِيْهِ حَدْيْثٌ صَحِيْحٌ يَصْلُحُ لِلْحُجَّةِ ، وَقَدْ سَبَقَنِيْ إِلَى الْجَزْمِ بِذَلِكَ الْإِمَامُ أَبُوْ إِسْمَاعِيْلَ الْهَرَوِيْ الْحَافِظُ

“Tidak terdapat riwayat yang sahih yang layak dijadikan dalil tentang keutamaan bulan Rojab, tidak pula riwayat yang shahih tentang puasa rojab, atau puasa di tanggal tertentu bulan Rojab, atau shalat tahajud di malam tertentu bulan rojab. Keterangan saya ini telah didahului oleh keterangan Imam Al-Hafidz Abu Ismail Al-Harawi.” (Tabyinul ‘Ajab bi Ma Waroda fi Fadli Rojab, hal. 6)

Bulan Rojab Sebagai Persiapan untuk Menyambut Romadhon

Dua bulan kedepan kita akan memasuki bulan Romadhon yang keutamaannya sangat banyak. Dan itu tidak mudah diraih seluruhnya oleh setiap muslim kecuali dengan susah payah dan kebersihan hati serta keikhlasan jiwa.

Oleh karena itu, agar bisa mengerjakan ibadah pada bulan Romadhon dengan optimal, perlu melakukan pelatihan amal sholeh pada dua bulan ini. Seperti misalnya, shoum Ayyamul Bidh / hari-hari putih (3 hari setiap bulan pada tanggal 13, 14 dan 15 Hijriah), shoum Senin-Kamis, shaum nabi Daud (puasa selingan / satu hari puasa dan satu hari tidak), lalu berlatih infak, shodaqoh, zakat di bulan Rojab dan Sya’ban. Dan membayar ‘hutang’ shoum bagi yang pernah udzur meninggalkan shoumnya pada Romadhon yang lalu, mempersiapkan tilawah Al-Qur’annya bagi yang masih gagap dan kurang lancar, tahsin, tadabbur dan lain sebagainya.

Semoga kita bisa memanfaatkan bulan Rojab dan Sya’ban sebagai proses pelatihan dan training kebaikan sampai menjelang bulan yang kita nanti-nantikan itu, dengan perasaan bahwa Romadhon itu sudah dekat dengan kita sehingga menjadikan kita lebih dekat lagi kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Wallohu A’lam

Dosa Orang yang Berdusta atas Nama Nabi


حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْجَعْدِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ قَالَ أَخْبَرَنِي مَنْصُورٌ قَالَ سَمِعْتُ رِبْعِيَّ بْنَ حِرَاشٍ يَقُولُ سَمِعْتُ عَلِيًّا يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَكْذِبُوا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ كْذِبْ عَلَيَّ يَلِجِ النَّارَ

Telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin Al-Ja’d, ia berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu’bah, ia berkata, telah mengabarkan kepadaku Manshur berkata, aku mendengar Rib’i bin Jirasy berkata, aku mendengar ‘Ali berkata, Nabi ﷺ bersabda,

لَا تَكْذِبُوا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ كْذِبْ عَلَيَّ يَلِجِ النَّارَ

“Janganlah kalian berdusta terhadapku (atas namaku), karena barang siapa berdusta terhadapku, maka dia akan masuk neraka.” (HR. Al-Bukhori, Muslim dan At-Tirmidzi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *