Agama kita agama Islam adalah agama yang sempurna yang ajarannya mencakup setiap lini yang dibutuhkan oleh kehidupan manusia di seluruh jagat raya, baik dalam
masalah dunia maupun akhiratnya, maka kita wajib bersyukur atas nikmat Alloh Subhanahu wa Ta’ala tersebut. Syariat dalam agama Islam mengandung kebaikan pada seluruh bentuknya berbeda dengan peraturan yang dibuat oleh manusia yang tidak berdasar pada Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh Shollallahu Alaihi wa Sallam sebagai landasan hukumnya, sehingga yang dihasilkan tidak sempurna, sali berbenturan dan adanya kezaliman dimana-mana. Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah mengabarkan bahwa dirinya telah menyempurnakan agama kita dengan sangat sempurna, dan kesempurnan syariatnya mencakup perkara dhohir dan bathin, baik dalam masalah pokok-pokok agama maupun cabang-cabangnya yang tidak didapati sedikitpun kekurangan dan cela. Oleh karena itu, Al-Qur’an dan Sunnah sudah mencukupi bagi setiap orang yang sedang membutuhkan setiap permasalahan. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“…Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agama…” (QS. Al-Maidah: 3)
Rosululloh Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Telah aku tinggalkan untukmu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Alloh dan Sunnah Rosul-Nya.” (HR. Malik dalam Al-Muwattho’ 2/686)
Rosululloh Shollallahu ’Alaihi wa Sallam telah menjelaskan bahwa agama
Islam ini dibangun diatas lima pondasi sebagaimana dalam sabdanya dari Jabir ibn ‘Abdillah Rodhiyallohu ‘Anhu, ia berkata, Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Islam dibangun atas lima perkara: persaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah dengan benar kecuali Alloh dan Muhammad adalah utusan Alloh, mendirikan sholat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa Ramadhan.” (HR. Ahmad, Abu Ya’la dan Ath-Thobroni)
Maka, barang siapa yang datang dengan membawa amal perbuatan tersebut secara sempurna, sungguh dirinya telah sempurna di dalam keimanannya dan berhak untuk meraih kemenangan serta keridhoan dari Rabbnya.
Menerapkan Syariat Islam
Keluasan cakupan syariat Islam, menjangkau seluruh aktivitas manusia; dalam akidah, moral, ibadah, pekerjaan, politik, hukum, kekuasaan, dan warisan atau pemberian. ini mengindikasikan bahwa syariat itu adalah sempurna dan dengan sumber yang sudah jelas-jelas valid berlandaskan firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan sabda Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam. Syariat Islam telah mengatur dengan sempurna hubungan antara seorang hamba dengan Rabbnya dari sholat, zakat, puasa, serta haji. Dan juga mensyariatkan kebersihan badan, dengan memerintahkan untuk mandi ketika terkena janabah, pada hari jum’at dan pada dua hari raya: ‘idul fitri dan ‘idul adha. Dan juga memerintahkan untuk membersihkan sebagian anggota badannya, seperti ketika dalam berwudhu yang diwajibkan pada saat mengerjakan sholat ketika berhadats. Islam juga mensyariatkan perkara-perkara fitrah seperti khitan, memendekkan kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, bersiwak dan mencukur bulu kemaluan. Sebagaimana syariat Islam juga menganjurkan kepada kita untuk memakai pakaian yang bagus. Begitu juga, menganjurkan untuk memperbaiki akhlak, memerintahkan agar jujur dalam jual beli, memenuhi akad, perjanjian kontrak serta janji-janji yang telah dibuat bersama orang lain.
Islam juga menjelaskan bagaimana membangun sebuah rumah tangga serta membina sebuah keluarga dengan menganjurkan untuk menikah serta memotivasi para pemuda untuk menikah. Menjelaskan syarat-syarat dan rukun-rukun dalam pernikahan yang harus dipenuhi yang jika tidak terpenuhi syarat-syaratnya, maka ia bisa terjerumus kedalam perzinahan. Islam juga memerintahkan perempuan agar mengulurkan jilbabnya sebagai bentuk penjagaan bagi dirinya serta menghindari persangkaan buruk dan perbuatan keji, demikian juga kenyamanan bagi setiap orang yang melihatnya. Syariat Islam menjelaskan hukum-hukum yang berkaitan dengan tindak kriminal, seperti hukum qishos bagi orang yang membunuh jiwa yang telah Alloh haramkan untuk dibunuh, atau melukai anggota tubuhnya, menegakkan hukuman rajam bagi para pezina, hukuman cambuk bagi peminum khamr, dan hukuman cambuk bagi seorang yang menuduh orang lain berbuat zina tanpa bukti dan lain sebagainya yang itu semua tidak lain adalah untuk menjaga agama, jiwa, akal, harta, keturunan dan kehormatan. Maka, syaraiat Islam merupakan syariat yang keadilannya bisa dirasakan oleh setiap manusia serta membawa kedamaian bagi seluruh yang ada di alam semesta ini.
Agama Islam menjadi pilihan yang tepat
Setiap manusia yang meninggal dunia, akan ditanya di dalam kuburnya tentang agama yang dianutnya ketika dunia, ia akan diuji yang mana jawabannya akan menentukan balasan yang akan diterimanya. Di dalam kuburnya, ia akan ditanya tentang tiga pertanyaan. Disebutkan dalam hadits yang panjang dari Barro ibn Azib Rodhiyallohu Anhu ia berkata bahwa Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam menceritakan tentang kondisi orang mukmin ketika ditanya di kuburnya, lalu nyawa tersebut dikembalikan ke jasadnya di dunia. Lantas datanglah dua orang malaikat yang memerintahkannya untuk duduk. Mereka berdua bertanya, ‘Siapakah robbmu?’, ‘Robbku adalah Alloh’ jawabnya. Mereka berdua kembali bertanya, ‘Apakah agamamu?’, ‘Agamaku Islam’ sahutnya. Mereka berdua bertanya lagi, ‘Siapakah orang yang telah diutus untuk kalian?’ Beliau adalah Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam” jawabnya. ‘Dari mana engkau tahu?’ tanya mereka berdua. ‘Aku membaca Al-Qur’an lalu aku mengimaninya dan mempercayainya’. Tiba-tiba terdengarlah suara dari langit yang menyeru, (Jawaban) hamba-Ku benar! Maka hamparkanlah surga baginya, berilah dia pakaian darinya lalu bukakanlah pintu ke arahnya. Maka menghembuslah angin segar dan harumnya surga (memasuki kuburannya) lalu kuburannya diluaskan sepanjang mata memandang…..
Adapun kondisi orang kafir, kemudian nyawa tadi dikembalikan ke jasadnya, hingga datanglah dua orang malaikat yang mendudukannya seraya bertanya, Siapakah robbmu?, aku tidak tahu jawabnya. Mereka berdua kembali bertanya, Apakah agamamu? aku tidak tahu sahutnya. Mereka berdua bertanya lagi, Siapakah orang yang telah diutus untuk kalian? Hah hah aku tidak tahu jawabnya. Saat itu terdengar seruan dari langit, Hamba-Ku telah berdusta! Hamparkan neraka baginya dan bukakan pintu ke arahnya. Maka hawa panas dan bau busuk neraka pun bertiup ke dalam kuburannya. Lalu kuburannya di himpit (oleh Alloh) hingga tulang belulangnya (pecah dan) menancap satu sama lainnya… (HR. Ahmad, Abu Dawud dan selainnya)
Maka, seorang yang cerdik seharusnya mempersiapkan untuk menghadapi pertanyaan tersebut, sehingga ketika ia ditanya ia mempunyai jawaban yang benar dengan cara menerapkan agama ini sampai Alloh Subhanahu wa Ta’ala menetapkan pada saat itu dengan perkataan yang teguh sebagaimana yang Alloh firmankan,
Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.” (QS. Ghafir: 17)
Beragama Islam hingga Akhir hayat
Setiap Muslim yakin sepenuhnya bahwa karunia Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang terbesar di dunia ini adalah agama Islam. Seorang Muslim wajib bersyukur kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala atas nikmat-Nya yang telah memberikan hidayah Islam. Jagalah nikmat hidayah yang paling besar ini hingga akhir hayat kita. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
Wahai orang-orang yang beriman! bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imron: 102)
Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
“Dan sembahlah Robbmu sampai datang kepadamu al-yaqin (yakni ajal).” (QS. Al-Hijr: 99)
Ibnu ’Abbas, Mujahid dan mayoritas ulama mengatakan bahwa maksud “al yaqin” dalam ayat tersebut adalah kematian. Kematian disebut al yaqin karena kematian itu sesuatu yang diyakini pasti terjadi.” Semoga Alloh senantiasa memberi taufik-Nya kepada kita semua dalam beramal sesuai dengan tuntunan ajaran Islam yang benar yang dibawa oleh Rosululloh Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam, sehingga kita dridhoi Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan dicintai oleh-Nya, dan semoga Alloh Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita semua sebagai orang-orang yang mendapatkan petunjuk. Aamiin