Dalam kehidupan dunia ini, kita mendapati begitu banyak manusia saling bermusuhan, meskipun sebenarnya manusia itu saling membutuhkan. Dari permusuhan itu, muncul sikap dan perilaku kekerasan yang mengakibatkan perpecahan, pertikaian, peperangan, hingga pembunuhan secara biadab seperti yang terjadi hingga hari ini baik di dalam maupun diluar negeri.
Islam sebagai agama yang benar, datang membawa kedamaian serta mewujudkannya ditengah-tengah umat manusia. Karena itu, sejarah menunjukkan bahwa kaum muslimin tidak pernah memulai melakukan permusuhan dan peperangan. Jika kita melihat terjadinya peperangan yang melibatkan kaum muslimin, maka sejatinya yang mereka lakukan hanyalah dalam posisi membela diri, karena Islam tidak menghendaki terjadinya permusuhan di kalangan sesama manusia, apalagi antara sesama muslim.
Sebab Terjadinya Permusuhan
Permusuhan terjadi karena ada penyebabnya, diantara yang menyebabkan lahirnya sikap permusuhan adalah:
1. Kesombongan
Kesombongan ada dua macam, yaitu sombong terhadap al-haq (kebenaran) dan sombong terhadap makhluk. Hal ini diterangkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Sombong adalah menolak kebenaran dan suka meremehkan orang lain.” (HR. Muslim)
Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin Rahimahullah berkata, ‘Menolak kebenaran adalah dengan menolak dan berpaling darinya serta tidak mau menerimanya. Sedangkan meremehkan manusia yakni merendahkan dan meremehkan orang lain, memandang orang lain tidak ada apa-apanya dan melihat dirinya lebih dibandingkan orang lain.” (Syarh Riyadhus Sholihin, II/301)
Kesombongan inilah yang ditonjolkan oleh Iblis laknatulloh ‘alaihi terhadap Nabi Adam ‘Alaihissalam, ketika itu ia diperintahkan oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala untuk sujud menghormati Adam ‘Alaihissalam, ia tidak mau melaksanakannya. Ketika Alloh Subhanahu wa Ta’ala bertanya tentang apa yang menghalangi Iblis untuk sujud kepada Adam ‘Alaihissalam, dan Iblis menjawab,
“Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Engkau ciptakan ia (Adam) dari tanah.” (QS. Shod: 76)
Sikap sombong inilah yang menyebabkan Iblis menjadi musuh Adam ‘Alaihissalam dan keturunannya serta menjadikan ia makhluk yang dilaknat Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Karena sebab itu pula, terjadi permusuhan abadi antara Iblis dan manusia hingga akhir zaman. Maka manusia yang memiliki sifat sombong sebenarnya ia telah menebarkan bibit-bibit permusuhan kepada lingkungannya.
2. Iri Hati
Iri hati, dengki atau hasad adalah suatu sikap yang ada pada seseorang dimana ia tidak akan senang jika orang lain mendapatkan keberhasilan atau kesuksesan dalam hidupnya. Sikap dengki ini merupakan salah satu sifat tercela yang sangat dibenci Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Orang yang hatinya dipenuhi oleh rasa dengki pasti hidupnya tidak akan tenang, setiap kali ia melihat keberhasilan atau kesuksesan orang lain maka ia tidak akan senang dan hatinya merasa tersiksa.
Hasad, dengki atau iri hati terhadap orang lain atas keberhasilan yang dicapai mereka merupakan salah satu sebab yang sangat dominan bagi terjadinya permusuhan di kalangan manusia, termasuk pada sesama saudara sekalipun. Apalagi kalau sikap itu dibalas oleh orang yang dimusuhi maka permusuhan akan semakin besar. Sebab tanpa dibalas saja permusuhan sudah timbul.
Iri hati sebagai penyebab permusuhan ini terungkap dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 27-31 tentang peristiwa yang terjadi pada kedua putra Nabi Adam ‘Alaihissalam yaitu Qobil dan Habil. Ketika Qobil membunuh Habil lantaran hasad yang ada pada dirinya. Ia tidak menerima kenyataan bahwa Habil dinikahkan dengan saudaranya yang lebih cantik jelita dibandingkan dengan wanita yang dinikahkan padanya. Lantaran hasad, Qobil tidak peduli dengan apa yang dikurbankannya kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Ia mengurbankan hasil pertanian yang paling buruk. Sedangkan Habil mengurbankan hasil peternakan yang paling bagus. Kurban Habil pun diterima oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala karena ketakwaan yang ada pada Habil. Karena itu pula, bertambahlah hasad Qobil, lantas ia membunuh Habil. Itulah dampak hasad yang ketika tidak dapat dibendung akan mengantarkan kepada maksiat-maksiat selanjutnya yang lebih besar.
3. Berpaling dari Kebenaran
Sebagai seorang muslim sejati, tentu kita akan selalu berpegang dan berpihak pada kebenaran yang datang dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan Rosul-Nya. Penolakan pada kebenaran itulah yang menjadi bibit munculnya permusuhan, karena itu, apabila ada manusia yang tidak mau berpihak kepada kebenaran, mereka akan bermusuhan terhadap siapa saja yang berpegang pada nilai-nilai kebenaran.
Sejarah telah menunjukkan hal itu, ketika Umar bin Khottob, Hamzah bin Abdul Mutholib Radhiyallahu ‘anhum dan sejumlah sahabat yang lainnya menerima kebenaran yang datang dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan Rosul-Nya, maka yang terjadi adalah persahabatan dan ketentraman hidup. Sedangkan penolakan yang dilakukan oleh Abu Jahal, Abu Lahab, Abu Sufyan dan sebagainya membuat mereka mengibarkan bendera permusuhan hingga terjadi berkali-kali pertumpahan darah dan pembunuhan. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya,
“Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman padanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Alloh akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqoroh: 137)
4. Terancam Kedudukan dan Kepentingannya
Sebagaimana kita ketahui, orang-orang kafir tidak hanya menolak ajaran Islam yang dibawa oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tapi juga memusuhi Nabi dan para sahabatnya hingga terjadi penganiayaan terhadap umat Islam dan berlangsung peperangan beberapa kali karena kaum muslimin harus mempertahankan diri. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya,
“Sesungguhnya orang-orang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Alloh serta memusuhi Rosul sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak dapat memberi mudharat (mencelakai) kepada Alloh sedikitpun. Dan Alloh akan menghapuskan (pahala) amal-amal mereka.” (QS. Muhammad: 32)
Semua itu dilakukan oleh orang-orang kafir karena merasa terancam kedudukan dan kepentingannya bila menjadi pengikut Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
4. Salah Paham
Faktor yang juga harus diwaspadai dari penyebab permusuhan antara manusia adalah kesalah pahaman dalam menyikapi atau menerima sesuatu. Istri dan anak dapat menjadi musuh bagi seseorang hanya diakibatkan oleh kesalah pahaman.
Suami yang baik tentu ingin agar istrinya menjadi baik, namun kadangkala apa yang dilakukan suami disalah pahami oleh istri yang berakibat penentangan dari istri. Begitu pula orang tua terhadap anak. Orang tua menginginkan kebaikan bagi sang anak, namun seringkali anak salah dalam memahaminya, akibatnya tidak jarang anak-orang tua dan suami-istri saling bertengkar dan akhirnya saling membenci. Hal ini diungkapkan oleh Alloh dalam firman-Nya yang artinya,
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka.” (QS. At-Taghabun: 14)
Demikianlah beberapa sebab permusuhan yang harus kita waspadai agar tidak melekat pada diri kita. Bila kita mempunyai musuh atau orang yang tidak kita sukai atau orang yang tidak menyukai kita, maka mungkin salah satu atau beberapa sifat di atas telah ada pada diri kita. Wallohu a’lam