Setiap orang yang beriman, meyakini bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya, tetapi justru awal mula kehidupan yang baru menuju akhirat. Kehidupan di dunia adalah masa di mana kita mempersiapkan diri, mengumpulkan bekal untuk melanjutkan perjalanan yang masih panjang.
Di buletin edisi ke-89 yang lalu, kami telah mengupas rangkaian perjalanan abadi yang akan dilalui setiap Mukmin sejak meninggal dunia hingga dimasukkan ke Surga. Diantaranya adalah: Pertama; Alam Kubur, Kedua; Tiupan Sangkakala, Ketiga; Hari Kebangkitan, Keempat; Padang Mahsyar, Kelima; Syafa’at, Keenam; Hisab (perhitungan), Ketujuh; Catatan Amal, Kedelapan; Mizan (neraca) dan Kesembilan; Haudh (Telaga).
Berikut ini adalah lanjutan perjalanan yang panjang tersebut:
Kesepuluh; Ujian Bagi Kaum Mukmin
Pada hari akhir di padang mahsyar, orang-orang kafir mengikuti tuhan-tuhan yang mereka sembah, lalu menghantarkan mereka ke neraka secara berbondong-bondong seperti kawanan binatang ternak, diatas kaki-kaki mereka atau di atas wajah-wajah mereka. Tidak ada yang tersisa kecuali orang-orang Mukmin dan orang-orang munafik.
Kemudian datanglah Alloh l pada mereka dan berfirman, “Apakah yang kalian tunggu?” Mereka menjawab, “Kami menunggu Robb kami.” Maka mereka mengetahui-Nya ketika betisnya disingkap, lau mereka bersimpuh sujud kecuali orang-orang munafik. Alloh Azza wa Jalla berfirman,
يَوْمَ يُكْشَفُ عَن سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى ٱلسُّجُودِ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ
“Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa.” (QS. Al-Qolam: 42)
Lalu mereka mengikuti Robb mereka, Dia pun membentangkan shiroth (titian) untuk mereka lewati. Orang-orang mukmin pada saat itu diberi cahaya oleh-Nya sedang cahaya orang-orang munafik dipadamkan.
Kesebelas; Shiroth (Titian)
Berupa jembatan yang membentang di atas neraka jahanam untuk dilewati orang-orang Mukmin menuju ke Surga. Nabi n menggambarkannya bahwa shiroth itu,
مَدْحَضَةٌ مَزِلَّةٌ عَلَيْهِ خَطَاطِيفُ وَكَلَالِيبُ كَشَوْ ِك السَّعْدَانِ أَدَقُّ مِنَ الشَّعْرَةِ وَأَحَدُّ مِنَ السَّيْفِ
“Licin dan menggelincirkan, disana terdapat kait-kait seperti duri pohon sa’dan, lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang.” (HR. Muslim)
Di tempat inilah orang-orang mukmin diberikan cahaya sesuai dengan amal perbuatan mereka. Yang paling tinggi dari mereka besar cahayanya seperti gunung, dan yang paling rendah dari mereka cahayanya terdapat pada ujung jempol kakinya. Cahaya itu menyinari mereka sehingga mereka melewati shiroth sesuai dengan amal perbuatan meraka.
Ada orang Mukmin yang melewati shiroth secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat burung, ada pula yang secepat kuda pilihan terbaik, dan secepat unta tunggangan. Rosululloh Sholallohu alaihi wa sallam bersabda,
فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ، وَمَخْدُوشٌ مُرْسَلٌ، وَمَكْدُوسٌ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
“Ada yang selamat tanpa cacat, ada yang tergores akan tetapi selamat, dan ada pula yang terjatuh kedalam neraka jahanam.” (Mutaffaq Alaih)
Adapun orang-orang munafik, mereka tidak mendapatkan cahaya, maka mereka pun kembali, namun berdirilah pagar pemisah antara mereka dan orang-orang Mukmin, lalu mereka menyebrangi shiroth, maka satu-persatu dari mereka berjatuhan kedalam api neraka.
Keduabelas; Neraka
Masuklah kedalam neraka orang-orang kafir, kemudian orang-orang mukmin yang berdosa, kemudian orang-orang munafik. Dari setiap seribu orang yang masuk adalah 999 orang. Neraka mempunyai tujuh pintu. Apinya lebih panas tujuh puluh kali dari api dunia. Tubuh orang kafir di dalam neraka menjadi besar agar merasakan pedihnya siksaan. Maka jarak antara kedua pundaknya menjadi sejauh perjalanan tiga hari, gigi gerahamnya sebesar gunung uhud, kulitnya menjadi tebal, setiap kali kulit itu hangus diganti dengan kulit yang lain, supaya mereka meraskan siksaan.
Minuman mereka adalah air yang sangat panas dapat mencabik-cabik usus mereka. Makanan mereka adalah pohon Zaqqum (sejenis pohon yang tumbuh di neraka), Ghislin (darah dan nanah yang keluar dari daging para penghuni neraka), dan Shodid (darah yang bercampur dengan nanah). Yang paling ringan siksanya adalah orang yang kedua telapak kakinya beralaskan bara api sehingga otaknya mendidih.
Dalam neraka terdapat pembakaran kulit, pelelehan, penghangusan, penyeretan, belenggu dan rantai. Neraka dasarnya sangat dalam sekali, sekiranya seorang anak yang baru lahir dilemparkan kedalamnya, setelah tujuh puluh tahun baru mencapai dasar tersebut.
Bahan bakar neraka adalah orang-orang kafir dan batu, udaranya adalah angin yang sangat panas, naungannya adalah asap hitam yang sangat pekat, pakaiannya adalah api yang memakan segala sesuatu tanpa meninggalkan sisa. Ia menggeram, bergemertak, dan membakar kulit hingga sampai ke tulang dan jantung.
Ketigabelas; Qonthoroh (Jembatan)
Nabi Sholallohu alaihi wa sallam bersabda,
يَخْلُصُ المُؤْمِنُونَ مِنَ النَّارِ، فَيُحْبَسُونَ عَلَى قَنْطَرَةٍ بَيْنَ الجَنَّةِ وَالنَّارِ، فَيُقَصُّ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ مَظَالِمُ كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا، حَتَّى إِذَا هُذِّبُوا وَنُقُّوا أُذِنَ لَهُمْ فِي دُخُولِ الجَنَّةِ، فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَأَحَدُهُمْ أَهْدَى بِمَنْزِلِهِ فِي الجَنَّةِ مِنْهُ بِمَنْزِلِهِ كَانَ فِي الدُّنْيَا
“Orang-orang mukmin selamat dari neraka, namun mereka di tahan di atas jembatan antara surga dan neraka, maka ada diantara mereka dipotong kebaikannya dan diberikan kepada orang lain karena kedzaliman yang dilakukannya ketika di dunia. Setelah dibersihkan dan disucikan dari itu semua, mereka di izinkan masuk ke surga. Demi Alloh yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh salah seorang dari mereka lebih mengetahui rumahnya di surga daripada rumahnya ketika masih di dunia.” (HR. Al-Bukhori)
Keempatbelas; Surga
Adalah tempat kediaman bagi orang-orang mukmin. Bangunannya terbuat dari perak dan emas, adukanya dari mianyak kasturi, kerikilanya dari mutiara dan batu permata, dan debunya dari za’faran. Surga mempunyai delapan pintu. Setiap pintu lebarnya sejauh tiga hari perjalanan, akan tetapi pintu tersebut penuh sesak.
Di surga terdapat seratus tingkatan, jarak antara satu tingkatan dan tingkatan lainnya seperti jarak antara langit dan bumi. Tingkatan yang paling tinggi adalah firdaus. Dari firdaus inilah mengalir sungai-sungai surga. Atap dari firdaus ini adalah Arsy Ar-Rohman.
Sungai-sungai surga adalah madu, susu, Khomr dan air yang mengalir tanpa arus. Orang mukmin mengalirkannya sekehendak hatinya. Buahnya tiada henti, dapat dipetik dari dekat, an mudah.
Di dalam surga ada tenda berongga yang terbuat dari mutiara, lebarnya enam puluh mil. Pada setiap sudut ada penghuninya, yang mereka itu mulus tubuhnya tidak berbulu, tidak berkumis dan mata mereka seakan-akan memakai celak. Tetap tejaga kemudaan mereka dan tidak binasa pakaian mereka. Mereka tidak buang air kecil maupun besar dan tidak kotor.
Sisir mereka terbuat dari emas, dan dan keringat mereka bagaikan minyak kasturi. Bidadari surga semuanya cantik jelita, perawan , penuh cinta kasih dan umur mereka sebaya. Yang pertama kali masuk surga adalah Nabi Muhammad Sholallohu alaihi wa sallam dan para Nabi Sholallohu alaihi wa sallam. Ahli surga yang paling rendah tingkatannya adalah orang yang berangan-angan sesuatu lalu di beri sepuluh kali darinya.
Para pelayan surga adalah anak-anak muda yang tetap muda. Mereka bagaikan mutiara yang bertaburan. Adapun nikmat surga yang paling agung adalah melihat Alloh Azza wa Jalla dan keridhoan-Nya, serta keabadian.
Demikianlah perjalanan kita ke kampung akhirat, tidak ada dari kekayaan dunia dan kemegahannya yang akan kita bawa. Yang kita bawa adalah amal kebaikan kita saja. Amal ini tidak terlihat dan tidak ada bendanya di dunia, di tempat perantauan sekarang ini, tetapi bisa kita petik hasilnya di akhirat kelak. Alloh Azza wa Jalla berfirman,
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
“Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185)