yashiruna.official@gmail.com

Menebar Sunnah Menuai Berkah

Eksistensi haq dan bathil serta peperangan antara keduanya sudah ada sejak Nabi Adam ‘Alaihissalam diturunkan ke bumi. Sunnatulloh telah menetapkan bahwa peperangan antara haq dan bathil akan terus berlangsung hingga hari kiamat kelak agar Alloh Subhanahu wa Ta’ala mengetahui siapa saja yang membela agama-Nya dan siapa yang menjadi musuh-musuhNya.

Sifat peperangan antara kebenaran dan kebathilan adalah saling mengalahkan, menguasai dan menundukkan. Sehingga dunia ini hanya ada di dua kondisi; dikendalikan oleh Islam sebagai simbol kebenaran (Al-Haq) dan kebathilan tersingkirkan oleh Al-Haq, atau dunia ini dikendalikan oleh kebathilan untuk sementara waktu.

Sikap musuh-musuh Islam dalam melawan Al-Haq

Al-Qur`anul Karim telah memaparkan secara jelas hakikat gerakan musuh-musuh Islam yang senantiasa berusaha memadamkan cahaya Islam di permukaan bumi ini. Orang Yahudi dan Nashroni akan selalu memerangi dan memperdaya kaum muslimin, mereka tidak akan mau berdamai dan tidak akan senang kepada kaum muslimin kecuali jika kaum muslimin mau meninggalkan kebenaran, melepaskan keyakinan, dan beralih kepada mereka, bersama dalam konsepsi hidup mereka yang menyimpang. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ

“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat.” (QS. Al-Baqoroh: 217)

Meskipun Kaum Yahudi dan Nashroni saling berseteru, bahkan antar sekte-sekte dari satu agama atau antar mereka sendiri, namun dalam pertarungan menghadapi Islam mereka selalu bersatu, menggalang kekuatan bersama. Hal ini, sebagaimana firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang artinya,

“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Alloh itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. Al-Anfal: 73)

Inilah pertarungan akidah, yang mana kedua kubu ini selalu bersatu padu dalam pertarungannya menghadapi Islam dan kaum muslimin, selalu berganti warna, menggunakan bermacam bendera, dengan cara-cara busuk dan licik.

Yang haq pasti menang, yang bathil pasti kalah

Sudah menjadi sunnatulloh bahwa kebenaran akan menang dalam berbagai pertempuran. Sedangkan kebathilan akan sirna dan hancur. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَيَمْحُ اللهُ الْبَاطِلَ وَيُحِقُّ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ

“Dan Alloh menghapuskan yang bathil dan membenarkan yang haq dengan kalimat-kalimat-Nya (Al-Qur’an). Sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala isi hati.” (QS. As-Syuro: 24)

Dalam ayat yang lain, Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

“Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap”. Sesungguhnya yang bathil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (QS. Al-Isro’: 18)

Sedangkan usaha para pengusung kebathilan, walaupun telah mengerahkan berbagai kekuatan untuk melawan para pejuang kebenaran, mereka tidak akan bisa mengalahkannya. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّواْ عَن سَبِيلِ اللهِ فَسَيُنفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُواْ إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Alloh. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.” (QS. Al-Anfal: 36)

Upaya kaum Muslimin dalam melawan kebathilan

Sunnatullah yang pasti terjadi adalah ketika datang kebenaran, maka kebathilan akan sirna. Tetapi kenapa peperangan antara pengusung kebenaran dengan kebathilan hari ini belum begitu nampak dimenangkan oleh kebenaran?

Mungkin karena kemenangan tersebut belum layak kita sandang, atau karena Alloh Subhanahu wa Ta’ala hendak menguji hamba-hambaNya dengan kekalahan ini, agar nampak bagi Alloh Subhanahu wa Ta’ala mana diantara mereka yang tetap istiqamah dan mana yang gugur ditengah jalan.

Karena itu, ada beberapa upaya yang hendaknya dilakukan kaum Muslimin agar mendapatkan kemenangan yang hakiki dan bisa merasakannya, diantaranya adalah:

Pertama: Iman dan amal sholih

Dua hal ini merupakan penunjang utama untuk menjemput kemenangan. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Alloh telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang sholih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur: 55)

Kedua: Tauhid, yaitu keikhlasan dalam beramal

Beribadah hanya kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala semata tanpa ada sedikitpun unsur kesyirikan. Masih di dalam ayat di atas, Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan ciri-ciri orang yang mendapatkan janji kemenangan itu dalam firman-Nya yang artinya, “Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur: 55)

Ketiga: Sabar dan Taqwa

Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bagian timur bumi dan bagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israel disebabkan kesabaran mereka,..” (QS. Al-A’rof: 137)

Keempat, Berdo’a untuk mendapatkan kemenangan

Meminta kemenangan dengan doa adalah amalan yang sangat penting sekali, agar kesulitan yang mendera segera sirna dan kemenangan tiba.

Di dalam sebuah ayat disebutkan doa yang berbunyi,

أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum kafir.” (QS. Al-Baqoroh: 286)

Artinya: Engkaulah Pelindung kaum Mukminin, dengan memberi pertolongan dan penjagaan kepada mereka. Hanya kepada-Mu kami berlindung. Maka berilah kami kemenangan atas kaum kafir.

Diantara doa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam memohon kemenangan adalah,

اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ، وَمُجْرِيَ السَّحَابِ، وَهَازِمَ الأَحْزَابِ، اِهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ

“Ya Alloh, Dzat Yang menurunkan Al-Quran, Yang menggerakkan awan, Yang mengalahkan komplotan tentara (kafir), kalahkanlah mereka dan menangkanlah kami atas mereka.”

Dan di antara dzikir yang paling agung untuk meminta kemenangan atas musuh adalah,

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

“Cukuplah Alloh menjadi Penolong kami dan Alloh adalah sebaik-baik Pelindung.”

Ini adalah kalimat permintaan kemenangan sekaligus tawakkal kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala.

Ini adalah kalimat permintaan kemenangan sekaligus tawakkal kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Dan inilah kalimat yang diucapkan nabiyulloh Ibrahim ‘Alaihissalam ketika dilempar ke dalam api, dan kalimat ini juga diucapkan oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah peperangan melawan orang-orang kafir Qurays.

Wallohu A’lam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *