yashiruna.official@gmail.com

Menebar Sunnah Menuai Berkah

Surat Al-Baqoroh ayat 255 disebut sebagai ayat kursi, karena di dalamnya terdapat kata (كُرْسِيُّهُ) kursiyyuhu. Makna asal Al-Kursi adalah Al-‘Ilmu (ilmu). Oleh karena itu, para ulama disebut juga dengan sebutan al-karaasi karena mereka adalah orang-orang yang dijadikan pegangan atau sandaran. Pendapat lain yang juga dikutip Syaikh Wahbah Az-Zuhaili, di mana beliau menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Al-Kursi dalam ayat 255 Surat Al-Baqoroh adalah keagungan Alloh Azza wa Jalla. Jadi, al-kursi bukan berarti tempat duduk; tidak ada al-qu’ud (duduk) dan tidak ada al-qaa’id (yang duduk).

Keutamaan Ayat Kursi

Semua surat dan ayat dalam Al-Qur’anul Karim memiliki keagungan dan kemuliaan. Namun, Alloh Azza wa Jalla dengan kehendak dan kebijaksanaan-Nya menjadikan sebagian surat dan ayat lebih agung dari sebagian yang lain. Surat yang paling agung adalah surat Al-Fatihah, sedangkan ayat yang paling agung adalah ayat kursi. Ubay bin Ka’b Rodiyallohu anhu berkata, ‘Rosululloh Sholallohu alaihi wa sallam bersabda,

يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِيْ أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ أَعْظَمُ؟

“Wahai Abul Mundzir, tahukah engkau ayat mana di kitab Alloh yang paling agung?”

Aku menjawab, “Alloh dan Rasul-Nya lebih tahu.”

Beliau Sholallohu alaihi wa sallam kembali berkata,

يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِيْ أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ مَعَكَ أَعْظَمُ؟

“Wahai Abul Mundzir, tahukah engkau ayat mana di kitab Alloh yang paling agung?”

Aku pun menjawab,

اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

“Alloh, tidak ada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).”

Maka beliau Sholallohu alaihi wa sallam memukul dadaku dan berkata,

وَاللهِ لِيَهْنِكَ الْعِلْمُ يَا أَبَا الْمُنْذِرِ

“Demi Alloh, selamat atas ilmu (yang diberikan Alloh kepadamu) wahai Abul Mundzir.” (HR. Muslim)

Diantara keutamaannya adalah ia sebagai amalan untuk memasuki surga. Rasululloh Sholallohu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ الْجَنَّةِ، إِلا الْمَوْتُ

Barang siapa membaca ayat kursi sehabis setiap sholat fardhu maka tiada penghalang baginya untuk memasuki surga kecuali hanya mati. (HR. Thabrani)

Tafsir Ayat

Alloh Azza wa Jalla berfirman,

اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Alloh, tidak ada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Alloh tanpa izin-Nya? Alloh mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apapun dari ilmu Alloh melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Alloh meliputi langit dan bumi. Dan Alloh tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Alloh Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-Baqoroh: 255)

Firman Alloh Azza wa Jalla,

اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

“Alloh, tidak ada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya);”

Maknanya adalah bahwa Alloh l adalah Tuhan bagi seluruh makhluk, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Alloh Azza wa Jalla, Dzat Yang hanya kepada-Nya segala sesuatu bergantung, Tuhan penguasa segala kerajaan dan Pemilik kekuasaan atas segala sesuatu, Dzat mengatur segala urusan makhluk.

Dialah Dzat Yang Maha Hidup dan Kekal tidak akan pernah mati, yang mempunyai seluruh hakikat kehidupan yang sempurna, sesuai dengan keagungan-Nya. Tiada sesuatu apa pun dari makhluk-Nya yang menyerupai-Nya, baik dalam hal sifat-sifat zat-Nya maupun pekerjaan-Nya.

Firman Alloh Azza wa Jalla,

لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ

“tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.”

Maknanya, diantara kesempurnaan sifat-Nya adalah bahwa Alloh l tidak pernah dikalahkan oleh kantuk. Dia l selamat dari cacat dan kekurangan, kelengahan dan kelalaian dalam mengurusi makhluk-Nya. Bahkan sebaliknya, Dia l senantiasa mengurus dan memperhatikan apa yang dikerjakan setiap individu. Dan Dia l senantiasa menyaksikan segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya.

Dalam hadits yang shohih yang diriwayatkan oleh Abu Musa Rohimahulloh, telah berkata, Rosululloh Sholalloju alaihi wa Sallam telah mengajarkan empat kalimat kepada kami, beliau bersabda,

إِنَّ اللهَ لَا يَنَامُ، وَلَا يَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَنَامَ، يَخْفِضُ الْقِسْطَ وَيَرْفَعُهُ، يُرْفَعُ إِلَيْهِ عَمَلُ اللَّيْلِ قَبْلَ عَمَلِ النَّهَارِ، وَعَمَلُ النَّهَارِ قَبْلَ عَمَلِ اللَّيْلِ، حِجَابُهُ النُّورُ، لَوْ كَشَفَهُ لَأَحْرَقَتْ سُبُحَاتُ وَجْهِهِ مَا انْتَهَى إِلَيْهِ بَصَرُهُ مِنْ خَلْقِهِ

“Sesungguhnya Alloh tidak pernah tidur dan tidak pantas untuk-Nya tidur, Dia menurunkan dan menaikan timbangan. Diangkat kepadanya amalan siang sebelum amalan malam. Dan amalan malam sebelum amalan siang. Hijab-Nya terbuat dari cahaya atau api, kalaulah Dia perlihatkan wajahnya pasti akan terbakarlah sebala yang dilihatnya diantara makhluk-Nya.” (HR. Muslim dan selainnya)

Alloh l tidak sama sekali merasa berat dan kewalahan dalam memelihara langit dan bumi dan semua yang ada diantara keduanya. Bahkan bagi Alloh Azza wa Jalla semua itu merupakan suatu hal yang sangat mudah dan ringan.

Firman Alloh Azza wa Jalla,

مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ

“Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Alloh tanpa izin-Nya?”

Ayat ini menetapkan adanya syafa’at dan bahwa ia tidak akan dapat diraih kecuali dengan beberapa persyaratan, diantaranya adalah mendapatkan izin dan ridho dari Alloh Azza wa Jalla terhadap perkara yang disyafa’ati, dan Dia tidak meridhai kecuali mereka yang mentauhidkan-Nya dan mengikuti Rasul-Nya.

Firman Alloh Azza wa Jalla,

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ

“Alloh mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apapun dari ilmu Alloh melainkan apa yang dikehendaki-Nya.”

Alloh Azza wa Jalla mengabarkan tentang ilmu-Nya yang luas lagi melingkupi. Dia mengawasi setiap individu atas apa yang dikerjakannya, juga senantiasa memantau segala sesuatu, sehingga tidak ada sesuatu pun yang luput dan tersembunyi dari-Nya. Dan bahwasanya di antara mahkluk itu, tidak ada seorang pun yang meliputi ilmu Alloh Azza wa Jalla. Dia mengetahui apa yang ada pada seluruh makhluk berupa perkara-perkara yang akan datang kemudian yang tidak ada akhirnya, dan di belakang mereka dari perkara-perkara yang telah berlalu yang tidak ada batasnya.

Firman Alloh Azza wa Jalla,

وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Kursi Alloh meliputi langit dan bumi. Dan Alloh tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Alloh Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Kemudian Alloh Azza wa Jalla mengabarkan tentang keagungan dan kemuliaan-Nya di mana Alloh Azza wa Jalla menyebutkan bahwa kursi-Nya seluas langit dan bumi. Dia menjaga keduanya dan seluruh mahkluk yang berada di dalamnya dengan sebab-sebab dan aturan-aturan yang di jadikan oleh Alloh Azza wa Jalla kepada para mahkluk. Walaupun demikian, tidaklah ada sesuatupun yang memberatkan-Nya untuk menjaga keduanya karena kesempurnaan kebesaran-Nya dan kekuasan-Nya, serta luas hikmah-Nya dalam segala hukum-hukumNya. Dialah Alloh yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

Abu Bakar bin Mardawih meriwayatkan hadits dari Abu Dzar Al-Gifari, bahwasanya dia bertanya kepada Rosululloh Sholallohu alaihi wa sallam  tentang kursi, maka Nabi Muhammad Sholallohu alaihi wa sallam bersabda,

وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ مَا السَّمَاوَات السَّبع واَلْأَرَضُوْنَ السَّبع عِنْد الْكُرْسِيّ إِلَّا كَحِلْقَةِ مُلْقَاة بِأَرْض فَلَاةٍ وَإِن فَضْلَ الْعَرْشِ عَلَى الْكُرْسِيِّ كَفَضْلِ الْفَلَاةِ عَلَى تِلْكَ الْحِلقَةِ

“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya,tidaklah langit yang tujuh ini dan bumi yang tujuh ini jika dibandingan dengan kursi, kecuali hanya seperti cincin yang dilempar diatas padang pasir yang luaas, dan perbandingan antara kursi dengan arsy adalah seperti perbandingan cincin itu dengan luasnya padang pasir” (HR. Al-Baihaqi dan selainnya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *