Para sahabat Radhiyallahu ‘anhum mengumpulkan Al-Qur’anul Karim dalam satu mushhaf dan mengawalinya dengan basmalah. Karena itulah, kalimat ini dijadikan sebagai ayat pembuka Al-Qur’an. Para ulama juga bersepakat bahwa kalimat ini adalah bagian ayat dari surat An-Naml.
Lafadz Basmalah
Adapun lafadz basmalah adalah,
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
“Dengan menyebut nama Alloh Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”
Keutamaan Basmalah
Imam Ahmad bin Hambal Radhiyallahu ‘anhu dalam Musnadnya meriwayatkan dari seorang Sahabat yang membonceng Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata,
لَا تَقُلْ: تَعِسَ الشَّيْطَانُ، فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ: تَعِسَ الشَّيْطَانُ، تَعَاظَمَ، وَقَالَ: بِقُوَّتِي صَرَعْتُهُ
“Janganlah engkau mengucapkan: ‘Celakalah syaiton.’ Karena jika engkau mengucapkannya, maka ia akan membesar dan ia berkata, ‘dengan kekuatanku, aku akan jatuhkan dia.’”
وَإِذَا قُلْتَ: بِسْمِ اللهِ، تَصَاغَرَ حَتَّى يَصِيرَ مِثْلَ الذُّبَابِ
“Dan jika engkau mengucapkan bismillah, maka ia akan menjadi kecil hingga seperti seekor lalat.” (HR. Ahmad)
Imam An-Nasa’i Rahimahullah juga meriwayatkan dalam kitab ‘Amalul Yaum wal Lalilah dan Ibnu Mardawaih dalam kitab tafsirnya dari Usamah bin ‘Umair, ia berkata, ”Aku pernah dibonceng oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,” lalu ia menyebutkan kejadiannya, dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan mengucapkan itu, karena syaithon akan membesar seperti rumah. Akan tetapi ucapkanlah: ‘Bismillah’, niscaya ia akan menjadi kecil seperti lalat.” Ini merupakan pengaruh dari keberkahan bismillah. (Al-Mishbahul Munir fi Tahdzib Tafsir Ibnu Katsir, hal. 25)
Tafsir Basmalah
Makna بِاسْمِ
Huruf ب ba pada lafadz بِاسْمِ adalah huruf jar yang memiliki ta’alluq (hubungan/ikatan) pada kalimat sebelumnya yang dalam basmalah ini ta’alluqnya dibuang. Bila ditampakkan kira-kira berbunyi أَبْتَدِئُ “aku memulai”, Sehingga bismillah berarti, “aku memulai dengan nama Alloh.” Dengan demikian kalimat tersebut menjadi semacam doa atau pernyataan dari orang yang mengucapkannya. Atau dapat juga diartikan sebagai perintah dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala walaupun kalimat tersebut tidak berbentuk perintah.
Imam Asy-Syaukani Rahimahullah di dalam tafsirnya menerangkan, “bahwa huruf ba ب dalam kalimat basmalah bermakna isti’anah (permintaan bantuan dan pertolongan) atau bermakna mushohabah (kebersamaan). Beliau juga menyebutkan bahwa penafsiran yang kedua (bahwa ba bermakna mushohabah) dipilih dan dikuatkan oleh Az-Zamakhsyari.” (Fathul Qodir, hal. 15)
Huruf ب ba yang mengandung arti isti’anah, maka makna bacaan basmalah itu adalah, “aku memulai dengan seraya memohon pertolongan dan bantuan dengan menyebut nama Alloh.” Sedangkan huruf ب ba yang mengandung arti mushohabah, maka makna bacaan basmalah itu adalah, “aku memulai dengan seraya mencari keberkahan dengan menyebut nama Alloh.”
Al-Ismu الاِسْمُ adalah lafadz yang menjadi penamaan bagi sesuatu sehingga dapat dikenali dan dibedakan dari yang lainnya. Alloh adalah nama bagi dzat Yang Maha Tinggi lagi Maha Suci yang biasa dikenal dengan penamaan tersebut.
Makna Lafdzul Jalalah اللهُ
Lafdzul Jalalah اللهُ adalah nama untuk Dzat Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada yang memiliki nama tersebut selain Dia. Lafal “Alloh” berasal dari tashrif,
أَلِهَ – يَأْلَهُ – أُلُوْهَةٌ – إِلاَهَةٌ – أُلُوْهِيَّةٌ
Selanjutnya, إِلاَهَةٌ (Ilahah) bemakna الَمأْلُوْه (Al-Ma’luh), sedangkan الَمأْلُوه (Al-Ma’luh) bermakna الَمعْبُوْدُ (Al-Ma’bud), yaitu yang disembah karena rasa cinta dan pengagungan.
Alloh adalah nama yang di peruntukkan untuk Robb alam semesta ini. Dan Alloh Subhanahu wa Ta’ala sendirilah yang menamai Dzat-Nya dengan Alloh. Nama inilah yang paling agung, sebab inilah nama yang disifatkan dengan seluruh sifat kemaha sempurnaan. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala sendiri dalam Al Qur’an yang artinya, “Dialah Alloh yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Alloh yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Alloh dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Alloh yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Hasyr: 22-24)
Makna الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Syeikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin Rahimahullah berkata, “Dan الرَّحْمَنِ maknanya adalah Yang mempunyai kasih sayang (rahmat) yang luas, oleh karenanya nama ini datang dengan wazan فَعْلَان (fa’lan) yang menunjukkan keluasan. Dan الرَّحِيْمِ maknanya adalah yang menyampaikan rahmat kepada siapa pun yang Ia kehendaki dari hamba-hamba-Nya. Oleh kerenanya nama ini datang dengan wazan فَعِيْل (fa’il) yang menunjukkan tersampaikannya kasih sayang tersebut. Di sini ada dua jenis, kasih sayang berupa sifat Alloh yang ditunjukkan oleh nama Ar-Rahman dan kasih sayang berupa perbuatan-Nya yaitu menyampaikan kasih sayang-Nya kepada yang Dia sayangi yang ditunjukkan oleh nama Ar-Rahim.” (Tafsir Al-Qur’anul Karim, hal. 5)
Perbuatan yang Disyariatkan Membaca Basmalah
Pertama: Sebelum memulai setiap pekerjaan yang baik
Dari Abu Huroiroh Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَا يُبْدَأُ فِيْهِ بِـ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، فَهُوَ أَبْتَرُ
“Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan ‘bismillahirrahmanir rahiim’, amalan tersebut terputus berkahnya.” (HR. Al-Khotib dalam Al-Jami’)
Kedua: Sebelum masuk ke kamar kecil
Dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سِتْرُ مَا بَيْنَ أَعَيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِيْ آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الْخَلَاءَ أَنْ يَقُوْلَ بِسْمِ اللهِ
“Penghalang antara mata jin dengan aurat bani Adam, apabila kalian masuk kamar kecil, ucapkanlah bismillah.” (HR. At-Tirmidzi)
Ketiga: Sebelum berwudhu’
Berdasarkan hadits dalam Musnad Imam Ahmad dan juga dalam kitab-kitab Sunan dari Abu Huroiroh Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا وُضُوْءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللهِ تَعَالىَ عَلَيْهِ
“Tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Alloh (membaca basmalah).” (HR. Abu Daud)
Keempat: Sebelum makan dan saat ingat ketika lupa membacanya
Berdasarkan hadits bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada anak tiri beliau, ‘Umar bin Abi Salamah Radhiyallahu ‘anhuma,
قُلْ بِسْمِ اللهِ وكُلْ بِيَمِيْنِكَ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ
“Ucapkan ‘bismillah’, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang dekat darimu.” (HR. Muslim)
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللهِ تَعَالَى، فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللهِ تَعَالىَ فَي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللهِ، أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Alloh Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Alloh Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillahi awwalahu wa akhirohu (dengan nama Alloh pada awal dan akhirnya)”.” (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi)
Kelima: Hendak berhubungan suami istri
Berdasarkan hadits dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّ أحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ قَالَ: بِسْمِ اللهِ اللَّهمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنا ثُمَّ رُزِقَا ولَدًا لَمْ يضُرَّه الشَّيطانُ
“Seandainya salah seorang dari kalian hendak menggauli istrinya ia membaca: “Bismillah, Allohumma jannibnasy syaithona wa jannibisy syaitaan maa razaqtanaa (Dengan menyebut Nama Alloh, jauhkanlah kami dari syaithon dan jauhkanlah syaithon dari apa yang Engkau anugerahkan kepada kami), kemudian jika Alloh memberikan rizki berupa lahirnya anak, maka anak itu tidak akan diganggu oleh syaithon selamanya.” (HR. Ibnu Hibban)
Keenam: Ketika menyembelih hewan sembelihan
Berdasarkan firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala,
وَلَا تَأْكُلُواْ مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ
“Janganlah kalian makan (hewan) yang tidak disebutkan nama Alloh ketika menyembelihnya. Itu sesuatu yang fasik (tidak halal).” (QS. Al-An’am: 121)