yashiruna.official@gmail.com

Menebar Sunnah Menuai Berkah

Kehidupan dunia ini hanya sementara. Semua akan cepat berlalu, kemudian menuju alam setelahnya yaitu alam barzah. Lalu di bangkitkan dari alam kubur menuju padang mahsyar untuk mempertanggung jawabkan semua amalnya. Saat waktu itu tiba, tidak ada lagi yang bermanfaat bagi manusia kecuali keimanan dan amal sholeh yang pernah dilakukannya waktu di dunia. Alloh l pun akan berbicara dengan para hamba-Nya dengan cara yang sesuai dengan keagungan Alloh Azza wa Jalla.

Rosululloh Sholallohu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah di antara kalian kecuali Robb-nya akan berbicara kepadanya, tidak ada antara dia dengan Alloh penerjemah. Dia akan melihat sebelah kanannya maka dia tidak melihat kecuali amalan yang sudah dia lakukan. Dan melihat sebelah kirinya maka dia tidak melihat kecuali amalan yang sudah dia lakukan. Dan akan melihat depannya maka tidak melihat kecuali neraka berada di depannya. Maka jagalah diri kalian dari neraka meskipun dengan sebutir kurma.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)

Manusia akan ditanya pada hari kiamat tentang seluruh perbuatannya yang telah dilakukan saat di dunia. Dari Abu Barzah Al-Aslami Rodiyallohu Anhu, Nabi Sholallohu alaihi wa Sallam bersabda,

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ

“Kedua kaki seorang hamba tidaklah akan bergeser pada hari kiamat (dari tempat dia berdiri di padang Mahsyar), hingga ia ditanya tentang (empat perkara): (1) Tentang umurnya, untuk apakah dia habiskan, (2) Tentang Ilmunya, untuk apakah dia amalkan, (3) Tentang hartanya, dari mana dia dapatkan dan dalam perkara apa dia belanjakan, (4) dan tentang tubuhnya (yakni capek dan lelah tubuhnya), dalam perkara apa dirusakkannya.” (HR. At-Tirmidzi dan dinyatakan shohih oleh Syaikh Al-Albani Rohimahulloh dalam As-Shohihah)

Dalam Hadits tersebut Rosululloh n mengabarkan kepada kita bahwasanya kelak di hari kiamat setiap manusia akan dimintai pertanggung jawaban oleh Alloh n mengenai 4 perkara, yaitu tentang:

Pertama; Umurnya

Sabda Nabi Sholallohu alaihi wa sallam,

عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ

“Tentang umurnya, untuk apakah dia habiskan,”

Ini menunjukkan tentang pentingnya bagi kita untuk menghargai waktu, yang mana bila waktu itu telah lewat dari kehidupan kita, dia tidak akan pernah kembali dan terulang selama-lamanya. Alloh Azza wa Jalla berfirman,

يَأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا ٱتَّقُوا ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)

Dari Abdullah bin Abbas c, dia berkata, ‘Nabi Sholallohu alaihi wa sallam bersabda,

نِعْمَتانِ مَغْبُونٌ فِيهِما كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ والفَراغُ

“Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhori)

Fudhail bin Iyadh Rohimahulloh berkata,

تُحْسِنُ فِيمَا بَقِيَ يُغْفَرُ لَكَ مَا مَضَى وَمَا بَقِيَ، فَإِنَّكَ إِنْ أَسَأْتَ فِيمَا بَقِيَ أُخِذْتَ بِمَا مَضَى وَمَا بَقِيَ

‘Berbuat baiklah di sisa usiamu, dengan itu akan diampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. Karena jika kamu masih rajin bermaksiat di sisa usiamu maka kamu akan dihukum karena dosamu yang telah lalu dan dosamu yang akan datang.’ (Hilyah Al-Auliya’, 8/113)

Kedua; Ilmu yang Dimilikinya

Sabda Nabi Sholallohu alaihi wa sallam,

وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ

“Dan tentang Ilmunya, untuk apakah dia amalkan,”

Setiap Musim dan Muslimah diwajibkan untuk mempelajari ilmu agama dan mengamalkannya. Menuntut ilmu selain dia sebagai ibadah, dia juga sebagai jalan yang tujuan akhirnya adalah amal, bukan hanya sebagai suatu wawasan atau pengetahuan saja. Maka, hendaknya kita amalkan ilmu yang telah kita pelajari sesuai dengan kemampuan kita. Alloh l berfirman yang artinya, “Bagaimana kalian memerintahkan manusia untuk berbuat baik dan kalian lupa diri kalian sendiri, padahal kalian membaca al-kitab…” (QS. Al-Baqoroh: 44)

Para salaf, juga telah banyak memberikan nasehat kepada kita, agar kita bersungguh-sungguh dalam mengamalkan ilmu:

Ali Bin Abi Tholib Rodiyallohu Anhu berkata,

يَهْتِفُ الْعِلْمُ بِالعَمَلِ فَإِنْ أَجَابَهُ وُإِلاَّ ارْتَحَلَ

“Ilmu itu memanggil sang amal, jika dia menjawabnya (maka ia akan tinggal) dan jika tidak maka sang ilmu akan pergi dan tidak tinggal.” (Shoidul Khotir, hal 172)

Ma’ruf Al-Karkhi Rohimahulloh berkata,

إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا فَتَحَ اللهُ عَلَيْهِ بَابَ الْعَمَلِ وَأَغْلَقَ عَنْهُ بَابَ الْجِدَلِ وَإِذَا أَرَادَ بِعَبْدٍ شَرًّا أَغْلَقَ عَلَيْهِ بَابَ الْعَمَلِ وَفَتَحَ عَلَيْهِ بَابَ الْجِدَلِ

‘Jika Alloh menginginkan kebaikan pada seorang hamba, Dia akan membuka baginya pintu amal dan akan menutup darinya pintu jidal (suka berdebat atau bantah-bantahan). Jika Alloh menginginkan kejelekan pada seorang hamba, Dia akan menutup baginya pintu amal dan akan membuka baginya pintu jidal (suka berdebat).’ (Hilyatul Auliya’, 8/361)

Malik bin Dinar Rohimahulloh pernah berkata,

مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِلْعَمَلِ وَفَّقَهُ اللهُ وَمَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِغَيْرِ الْعَمَلِ يَزْدَادُ بِالْعِلْمِ فَخْرًا

‘Barang siapa yang mencari ilmu (agama) untuk diamalkan, maka Alloh akan terus memberi taufik padanya. Sedangkan barang siapa yang mencari ilmu bukan untuk diamalkan, maka ilmu itu hanya sebagai kesombongan.’ (Hilyatul Auliya’, 2/378)

‘Abdul Wahid bin Zaid Rohimahulloh berkata,

مَنْ عَمِلَ بِمَا عَلِمَ فَتَحَ اللهُ لَهُ مَا لاَ يَعْلَمُ

‘Barang siapa mengamalkan ilmu yang telah ia pelajari, maka Alloh akan membuka untuknya hal yang sebelumnya ia tidak tahu.’ (Hilyatul Auliya’, 6/163)

Ketiga; Hartanya, dari mana ia dapatkan dan dalam hal apa ia belanjakan

Sabda Nabi Sholallohu alaihi wa Sallam,

وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ

“Dan tentang hartanya, dari mana dia dapatkan dan dalam perkara apa dia belanjakan,”

Ada dua sisi menegenai pertanyaan tentang harta, yaitu;

1. Dari mana ia dapatkan?

Setiap Muslim hendaknya memperhatikan darimana ia mendapatkan hartanya, bagaimana jalan yang ia tempuh dalam mencari rejeki, agar nantinya tidak berujung kepada kebinasaan yang abadi. Renungkanlah nasehat Rosululloh ﷺ tatkala beliau menasehati Ka’ab bin ‘Ujroh z, beliau n bersabda,

يَا كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ إِنَّهُ لَا يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلَّا كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ

“Wahai Ka’ab bin ‘Ujroh, tidaklah daging manusia tumbuh dari barang yang haram kecuali Neraka lebih berhak atasnya.” (HR. At-Tirmidzi)

Mencari karunia Alloh Azza wa Jalla tidaklah dilarang bahkan diperintahkan. Syariat menghalalkan kepemilikan harta dari sumber-sumber yang halal seperti; hibah, hadiah, jual beli dan lain-lain dan mengharamkan kepemilikan harta yang didapatkan melalui sumber-sumber yang haram seperti; mencuri, berjudi, atau merampas hak orang lain. Alloh Azza wa Jalla berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي الأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّباً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

“Wahai manusia, makanlah oleh kalian apa yang di bumi yang halal dan baik, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaithon, karena dia adalah musuh yang nyata bagi kalian.” (QS. Al-Baqoroh: 168)

2. Dalam hal apa ia belanjakan?

Hadits ini juga menunjukkan tentang kewajiban mengatur pembelanjaan harta dengan menggunakannya untuk hal-hal yang baik dan diridhoi oleh Alloh Azza wa Jalla. Sebaik-baik cara mengatur pembelanjaan harta adalah dengan mengikuti petunjuk Alloh l, sebagaimana dalam firman-Nya,

وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا

“Dan (hamba-hamba Alloh yang beriman adalah) orang-orang yang apabila mereka membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan mereka) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqon: 67)

Juga, jangan lupa untuk menyisihkan sebagian hartanya untuk infak, sedekah, wakaf dan lain sebaginya. Alloh l berfirman,

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Dan apa saja yang kamu nafkahkan (sedekahkan), maka Alloh akan menggantinya, dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39)

Dan dalam hadits yang shohih Rosululloh Sholallohu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Alloh menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya) kecuali kemuliaan, serta tidaklah seseorang merendahkan diri di (hadapan) Alloh kecuali Dia akan meninggikan (derajat) nya.” (HR. Muslim)

Keempat; Tubuhnya (capek dan lelahnya)

Sabda Nabi Sholallohu alaihi wa sallam,

وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ

“Dan tentang tubuhnya (yakni capek dan lelah tubuhnya), dalam perkara apa dirusakkannya.”

Ini dapat kita simpulkan bahwa betapa pentingnya masa muda, dimana keadaan tubuh seorang manusia dalam masa yang sangat sempurna dalam segala hal, baik dari segi fisik maupun kekuatan, begitu juga dalam hal menghadapi tantangan dan rintangan.

Mengisi masa muda dengan segala aktivitas, baik keilmuan, keimanan dan amal sholeh telah dipesankan oleh Rosululloh n dalam sabda beliau, “Pergunakanlah masa yang lima sebelum datang masa yang lima; Masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa kosongmu sebelum datang masa sibukmu dan masa hidupmu sebelum datang masa kematianmu.” (HR. Hakim)

Pemuda yang tumbuh dengan penuh keimanan merupakan salah satu dari tujuh golongan yang mendapatkan naungan dari Alloh Azza wa Jalla pada hari kiamat di Padang Mahsyar, disaat jarak matahari dengan kepala manusia hanya sejengkal. Sebagaimana yang disebutkan Rosululloh Sholallohu alaihi wa sallam dalam sabda Beliau;

وَشَابٌ نَشَأَ بِعِبادَةِ اللهِ

“Pemuda yang tumbuh dengan penuh ketaatan kepada Alloh.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *